Membaca adalah hal yang penting. Namun, orang tua tidak boleh memaksa anak untuk melakukan kegiatan ini karena akan berpengaruh terhadap sikap anak di masa yang akan datang.
Minat membaca
di Indonesia tergolong memprihatinkan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai
strategi untuk meningkatkan minat baca. Namun, pemaksaan bukanlah cara yang
tepat karena tindakan tersebut malah malah akan menimbulkan berbagai masalah
bagi si anak untuk ke depannya. Apa saja dampak yang bisa terjadi jika orang
tua memaksa anak untuk mahir membaca?
Mengapa Minat Membaca di Indonesia
Tergolong Sangat Rendah?
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin mengatakan
bahwa menurut UNESCO, Indonesia berada di peringkat 61 dari 62 negara terkait
dengan dunia literasi. Skornya pun sangat memprihatinkan, yaitu hanya 0,001%
saja. Apa artinya?
Artinya adalah dari 1000 orang Indonesia, hanya
ada 1 orang saja yang memiliki minat untuk membaca. Sayang sekali, bukan?
Rendahnya minat membaca di Indonesia ini disebabkan oleh tidak adanya
pembiasaan membaca sejak dini.
Oleh karena itu, tidak bisa dimungkiri jika
orang Indonesia sering kali terkena info-info hoax yang tidak berdasar. Terlebih lagi dengan masifnya penggunaan gadget di Indonesia, orang-orang makin
malas mencari informasi dari beragam media tulisan. Padahal, Indonesia termasuk
dalam pengguna aktif media sosial terbesar di dunia.
Apakah Menyuruh Anak Membaca Sejak
Dini Menjadi Solusi?
Jawaban dari pertanyaan di atas tergantung dari
bagaimana cara dalam mengajak anak agar menyukai dunia literasi. Ada banyak hal
yang dapat dilakukan untuk menarik minat membaca. Namun, memaksa anak untuk
menyukainya jelas bukan solusi.
Banyak orang tua yang sudah mulai memahami
pentingnya menanamkan hobi membaca pada anak sejak dini. Banyak pula sekolah
yang mewajibkan anak membaca, menulis, dan menghitung. Akhirnya, orang tua
melakukan berbagai cara agar anak bisa membaca, menulis, dan menghitung sejak
kecil.
Ada berbagai metode yang ditempuh. Ada orang tua
yang menggunakan metode bermain sambil belajar sehingga membaca bisa menjadi
hal yang mengasyikkan untuk anak. Namun, ada juga orang tua yang menggunakan
metode pemaksaan agar anak bisa cepat membaca. Padahal, dampak memaksa anak membaca bisa menjadi
masalah untuk si anak nantinya.
Lima Dampak Memaksa Anak Membaca
yang Bisa Menjadi Masalah di Kemudian Hari
Berikut adalah lima dampak yang bisa dialami
oleh anak jika orang tua memaksanya untuk membaca. Bukannya menjadi gemar membaca, pemaksaan justru akan membuat
anak menjadi jauh dari buku.
Tidak Suka Membaca
Dampak pertama adalah anak menjadi tidak suka
membaca. Kok bisa, ya? Seperti yang diketahui, metode pemaksaan pada saat ini
bukanlah lagi menjadi metode yang tepat. Makin dipaksa, anak justru akan makin
menjauhi kegiatan membaca karena merasa metode itu bukanlah sesuatu yang
menyenangkan.
Daripada memaksa, orang tua dapat melakukan
metode pendekatan kepada anak, seperti membacakan dongeng, membaca cerita dari
buku-buku yang menarik mata anak dengan berbagai warna dan gambar, melakukan
permainan yang berkaitan dengan huruf, dan lain-lain.
Kreativitas Menjadi Rendah
Dampak kedua adalah dapat berpengaruh pada
fungsi otak kanan yang digunakan untuk berpikir secara visual, intuitif, dan
kreatif. Metode pemaksaan berarti ada suatu sistem yang harus dipatuhi oleh si
anak, sementara masa kecil adalah masa yang bagus untuk mengembangkan sisi
eksplorasi anak agar anak bertumbuh menjadi orang yang kreatif dan kritis.
Kurang Memahami Substansi dari Bacaan
Anak menjadi kurang memahami substansi bacaan
adalah dampak yang ketiga. Karena dipaksa untuk membaca, anak hanya akan
membaca sekadarnya saja, yang penting selesai.
Dibutuhkan peran orang tua dalam mendampingi
anak selama membaca. Lakukan percakapan interaktif mengenai isi buku yang sudah
dibaca oleh sang anak agar dia terbiasa untuk mengingat kembali apa saja yang
sudah dibaca.
Menjadi Generasi yang Mudah Termakan
Informasi Hoax
Dampak keempat sangat relate dengan kondisi Indonesia saat ini. Banyak sekali orang-orang
yang bertengkar mengenai isu dari informasi yang tidak jelas asalnya. Bahkan,
yang lebih menyedihkan, sebagian besar yang terkena informasi hoax itu adalah anak muda.
Tidak Kritis
Anak yang kurang suka membaca akan menjadi
seseorang yang tidak kritis dalam menghadapi permasalahan informasi di masa
depan. Dia cenderung hanya ikut-ikutan saja dan men-judge masalah dengan dasar yang tidak kuat.
Intinya, memaksa anak membaca dapat memengaruhi banyak hal untuk masa depan mereka.Untuk
itu, sebagai orang tua, kamu sebaiknya mulai berpikir dengan metode yang lebih
kreatif lagi. Daripada memaksa, lebih anak dikenalkan sumber bacaan dengan cara
yang menyenangkan dan dilakukan bersama.