Tips perluas kosakata anak bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk membentuk pribadi, karakter, dan akhlak anak menjadi beradab.
Shabira Alula Adnan (Tangkap Layar Instagram @shabiraalula) |
Shabira Alula, seorang anak kecil lucu yang baru
berusia 3 tahun itu sedang viral karena banyak bicara dalam bahasa baku.
Kosakata yang dimiliki begitu luas dan selalu membuat orang tertawa gemas
mendengarnya.
Lantas, bagaimana sih tips perluas kosakata
anak agar lincah berbicara?
Lima Tips Memperluas Kosakata Anak
yang Perlu Dilakukan Orang tua
Orang tua memegang kendali penuh dalam membentuk
karakter anak pada masa dini, termasuk untuk tutur bicara, kesopanan, dan juga
adab pada orang lain. Berikut adalah lima hal yang bisa dilakukan oleh orang
tua untuk menambah kosakata anak.
Membicarakan Hal Menarik dengan Anak
Tips pertama adalah sering berbicara mengenai
berbagai hal menarik dengan anak. Apa saja bisa dijadikan sebagai objek
pembicaraan yang menarik, contohnya boneka beruang.
Orang tua bisa mengatakan hal menarik dan baik
mengenai boneka tersebut seperti, “lihat,
nak. Ada boneka beruang berwarna cokelat yang lucu. Dia menggunakan pita merah
polkadot dan bulunya halus.” Biasanya, pandangan anak akan tertuju pada
sesuatu yang bisa menarik perhatiannya.
Lainya, ketika si anak sedang melakukan kegiatan
apa pun, orang tua bisa mengajaknya berbicara dengan bertanya apa yang sedang
dilakukan olehnya. Mengajak anak untuk sering berbicara dapat meningkatkan
kosakata anak.
Untuk itu, pilihlah bahasa yang baik dan benar
karena anak akan mengikuti apa yang biasanya dia dengarkan. Sebagai contoh,
Shabira yang sering diajak sang ibu berbicara dengan menggunakan bahasa baku.
Oleh karena itu, Shabira pun terbiasa menggunakan bahasa baku.
Melatih Anak untuk Berbicara dengan Tutur Kata yang Baik
Tips kedua ini masih berhubungan dengan tips perluas kosakata anak sebelumnya,
yaitu mengajak berbicara dengan tutur kata yang baik. Orang tua dan lingkungan
keluarga adalah sekolah pertama bagi anak.
Apa yang dia perhatikan dan dengar pasti akan
terbawa hingga besar. Oleh karena itu, orang tua perlu mengajak anak berbicara
dengan tutur kata yang baik, sopan, dan mengedepankan adab dalam berbicara.
Selain bertutur kata yang baik, orang tua perlu
memastikan agar orang-orang disekitarnya juga menggunakan tutur kata yang baik,
tidak berkata kasar, dan berperilaku kasar, terutama bila sedang berada bersama
anak. Memang terdengar susah untuk mem-filter
semuanya, tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan oleh orang tua.
Contohnya jika orang tua sedang bertengkar,
sebaiknya tidak bertengkar di depan anak atau saat ada anak. Atau para orang
tua mungkin bisa memanfaatkan fitur chat pada
handphone untuk membahas apa yang
perlu dibahas ketika emosi sedang tidak stabil.
Berinteraksi Lewat Membacakan Dongeng atau Buku
Hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah
sering membacakan dongeng atau cerita-cerita melalui buku. Seperti yang
diketahui, dari buku anak bisa belajar berbagai kosakata baru yang tidak
didengar dari orang tuanya.
Pilihlah buku yang bisa menarik perhatian anak
dan ceritakan kisahnya dengan semangat dan menarik sehingga anak akan tenggelam
pada cerita. Secara tidak langsung, berbagai kosakata tersebut akan masuk ke
dalam alam bawah sadar anak.
Sering-seringlah juga untuk membacakan dongeng
sebelum tidur, contohnya dengan cerita rakyat yang berbau budaya. Selain
menjadi cara untuk memperluas kosakata, membaca dongeng akan menambah wawasan
anak mengenai kekayaan budaya.
Melakukan Permainan yang Berhubungan dengan Kosakata
Banyak sekali permainan yang bisa menjadi
stimulasi anak untuk menambah kosakata. Contohnya adalah biarkanlah anak
bermain suatu peran. Di situ orang tua bisa menemani anak bermain peran yang
diinginkan, misalnya menjadi dokter, pegawai toko, polisi, model, dan
lain-lain. Orang tua juga bisa menggunakan flash
card atau buku-buku untuk menambah kosakata anak.
Menjawab Pertanyaan Anak dengan Sabar
Hal terakhir adalah terbiasa untuk menjawab
pertanyaan anak dengan sabar. Ketika anak sudah bisa berbicara dengan lancar,
dia akan cenderung bertanya akan banyak hal. Banyak orang tua yang kadang tidak
sabar dalam menjawabnya.
Padahal jika orang tua sabar, jawaban-jawaban
yang diutarakan dapat menambah kosakata anak. Selain itu, dengan menjawab
pertanyaan akan menambah pola pikir kritis anak dengan membiarkannya bertanya
apapun terhadap hal-hal yang tidak diketahui.